Letusan ganas yang terjadi tiap 100.000 tahun ini diduga kuat akibat perpaduan suhu dan bentuk ruang magma dalam gunung api tertentu.
Saat di pertemuan tahunan Geological Society of America di Minneapolis, kepala studi Patricia Gregg dari Oregon State University mengatakan, kreasi ‘halo’ batu di ruang magma membuat tekanan tersimpan.
Tekanan yang ada tersimpan selama puluhan ribu tahun dan menghasilkan peninggian atap di atas ruang magma. Pada akhirnya, patahan dari atas akan memicu sebuah runtuhan yang kemudian letusan.
“Pada kasus gunung api besar, saat patahan cukup dalam dan merobek tembok ruang magma dan atap runtuh, letusan pun terjadi,” katanya.
Letusan gunung api semacam ini mampu memicu perubahan iklim planet yang menyebabkan Zaman Es dan dampak lainnya. Gunung api super seperti di Danau Toba di Sumatera memiliki potensi ini, ujarnya seperti dikutip DM.GABUNG Halaman Facebook saya Menjelma.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini
follow twitter @taugak_sih dan facebook.com/asiktau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar