PALEMBANG - Pembunuhan sadis kembali terjadi di metropolis. Dario alias Rio (35), warga Jl Kasnariansyah, RT 17, RW 5, No 1404, Kelurahan 20 Ilir D-IV, Kecamatan Ilir Timur (IT) I, Palembang ditemukan tewas. Korban bersimbah darah di lantai dua Rumah Makan (RM) Palapa Raya, Simpang Patal, Jl MP Mangkunegara No 40, Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan IT II, Palembang.
Pegawai merangkap kasir itu, tewas dengan tiga luka tusukan di leher. Lalu, dua pada leher kiri dan satu di leher kanan. Korban yang masih berstatus bujang itu, pertama kali ditemukan oleh Julianto dan Darman, pegawai rumah makan tersebut, sekitar pukul 08.30 WIB, kemarin (2/12).
“Pintu rolling door terkunci, Pak, tapi di sela-sela rolling door agak longgar sementara kunci tergantung di lubang kunci. Biasanya tidak seperti itu, karena takut jadi pintu saya tutup lagi menunggu Darman baru kami masuk sama-sama,” kata Julianto kepada wartawan di lokasi kejadian.
Bersama Darman yang juga hampir bersamaan tiba, mereka membuka pintu rolling door lewat sela-sela pintu yang longgar dan membukanya dengan kunci tergantung dari dalam. Begitu masuk mereka mendapati meja dan laci kasir sudah berantakan dan dibongkar. Keduanya, kemudian langsung naik ke lantai dua.
“Kami lihat korban sudah meninggal terlentang dan berdarah. Selanjutnya kami langsung melapor ke bos dan satpam,” tandas pegawai bagian cuci piring yang baru dua minggu bekerja tersebut.
Mendapat laporan, jajaran kepolisian dari Polresta Palembang dipimpin Kasat Reskrim Kompol Frido Situmorang bersama anggota dan tim identifikasi kemudian jajaran Polsekta IT II mendatangi lokasi kejadian. Petugas memasang police line mengelilingi rumah makan agar warga yang sudah ramai menyaksikan olah TKP tidak bisa masuk.
Pantauan koran ini, polisi melakukan olah TKP di lantai dua, tempat korban ditemukan. Korban tewas dengan posisi terlentang mengenakan celana jeans pendek selutut dan kaus oblong. Tubuhnya bersimbah darah, sementara di lantai berceceran darah dan didapati juga jejak kaki yang diduga milik pelaku saat menginjak ceceran darah korban.
Selain itu, ditemukan juga kotak amal dan kotak rokok dalam keadaan kosong. Diduga isinya telah digasak pelaku. Begitu juga di lantai satu, didapati laci meja kasir sudah dibongkar paksa dan isinya berantakan. Motor jenis bebek milik korban, satu unit handphone merek Mito milik Hendri, pegawai rumah makan lainnya juga raib. Kuat dugaan korban dirampok sebelum dibunuh. “Handphone saya juga hilang Pak, memang tertinggal saat saya cash. Saya sendiri pulang sekitar pukul 18.30 WIB,” ujar Hendri.
Ternyata Julianto bukan yang pertama tiba di lokasi kejadian. Sebelumnya sekitar pukul 07.00 WIB, sopir RM Palapa Raya, Anwar Bay (56) yang bertugas mengantar dan mengambil lauk pauk tiba lebih dulu. “Saya punya kunci serepnya, Pak. Tapi, saat saya mau buka tidak mau masuk kunci,” kata Anwar.
Dia mendapati ada bagian rolling door yang terbuka dan melihat ada anak kunci yang tergantung di lubang kunci rolling door dari dalam. “Saya buka kuncinya dengan kunci yang tergantung dari dalam. Saya masuk sebentar sekitar 10 menit, saya mengambil lauk sisa yang tidak laku, kebetulan itu sudah disiapkan di kantong tinggal ambil saja, setelah itu saya pergi lagi ke kantor pusat di dekat Poligon,” tukasnya.
Terpisah, Kapolresta Palembang Kombes Pol Drs Agus Sulistiyono MSi, melalui Kasat Reskrim Kompol Frido Situmorang SH SIk, menilai ada kejanggalan terkait tewasnya korban. Seperti, kondisi pintu dan jendela tidak ada yang dirusak, sementara kuncinya tergantung di lubang pintu rolling door dari dalam. Ada dugaan korban membuka sendiri pintunya.
“Dugaan sementara, pelaku dan korban saling kenal. Begitu juga hasil olah TKP dan beberapa orang yang telah dimintai keterangan. Semuanya itu masih didalami lagi,” kata Frido.
Beredar kabar, korban juga sering bersama beberapa pria di TKP ketika rumah makan itu tutup. Pria-pria tersebut datang bergantian. Diduga korban memiliki hubungan khusus dengan pria tersebut. Apakah korban mengidap perilaku seks menyimpang atau tidak, belum dapat dipastikan.
“Tapi, patut diduga ke arah itu (perilaku seks menyimpang, red) karena kebiasan korban yang membawa pria-pria bergantian di atas jam 11 malam. Yang jelas, informasi apapun yang kita terima terkait kasus ini akan ditindak lanjut,” pungkas Frido.
Terpisah, dugaan korban memiliki orientasi seksual menyimpang (homoseks, red) dibantah keras pihak keluarga. Menurut mereka, korban yang tetap melajang hingga akhirnya tewas karena korban yang belum mau menikah. “Dia (korban, red) masih membujang karena belum dapat jodoh bukan karena dia ada kelainan, Dek,” ujar salah seorang kerabat kepada wartawan saat menunggu proses autopsi di Instalasi Forensik RSMH Palembang kemarin.
Zaini, kakak ipar korban mengungkap bahwa korban memang bekerja sebagai kasir di RM Palapa Raya Simpang Patal. Korban pula tidak biasanya menginap di rumah makan. “Malam itu sempat makan mi bersama temannya sekitar pukul 23.00 WIB, tapi temannya pulang dia menginap.
Adik ipar saya itu juga biasanya pulang, kadang jam 10 malam, kadang pula jam 11 malam,” kata Zaini dengan mata berkaca-kaca. “Adik saya orangnya baik dan penurut, sungguh tega orang yang melakukan itu terhadapnya,” katanya lagi.
Sebelumnya, Zaini menuturkan ia sempat mendapatkan firasat buruk malam kejadian. Bahkan, banyak anggota keluarga yang juga merasakan hal sama. “Perasaan saya memang semalam tidak enak, tidak tahu mengapa sulit sekali tidur. Keluarga juga khawatir mengapa sampai jam 7 pagi dia tidak pulang.”
“Kami semua sangat sedih, padahal kami beberapa hari lagi akan mengadakan acara selamatan. Dia malah sempat mengupas kelapa kemarin (lusa kemarin, red),” ujar Zaini.
Kepala Departemen Forensik RSMH Palembang, dr Yunus Widjaya SpF, menduga korban tewas akibat benda tajam yang ditusukkan ke lehernya.
“Terdapat tiga lubang yang kedalamannya belum dapat didentifikasi. Benda tajam yang menusuknya langsung menusuk ke bagian pembuluh darah, itu yang membuat nyawanya langsung melayang,” kata Yunus kepada Sumatera Ekspres usai autopsi via selulernya
Soal waktu kematian, pria berkacamata itu mengaku belum diketahui pasti karena dalam proses analisa lebih lanjut. “Yang pasti waktunya malam, ya dinihari lah,” tutupnya. (mg18/mg19/mg45/ce1)
sumber
Jangan lupa di like...
@osserem Follow juga ya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar